Awal muka keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno mulai terjadi tepatnya pada 1080-an. Salah satu penyebab yang terus diingat yaitu karena Gunung Merapi Meletus. Kemudian menyebabkan kegoyahan sehingga mendorong kejatuhan kekaisaran.
Bahkan demi mengatasi keruntuhan, Mpu Sindok berusaha memindahkan kerjaan menuju Jawa Timur. Termasuk dengan mengganti nama sebagai Kerajaan Medang. Tapi banyak faktor atau penyebab lainnya kenapa kejatuhan bisa terjadi.
Masa Kejayaan Mataram Kuno Sebelum Runtuh
Kerajaan ini ber corak Hindu-Buddha dan berdiri di Jawa Tengah pada abad ke-8. Dulunya sebenarnya mendiami daerah Bhumi Mataram (Yogyakarta). Tapi memindahkan wilayah kekuasaan utamanya ke Jawa Timur pada abad ke-10.
Sebelum keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno, sebenarnya pernah mengalami kejayaan besar. Pendirinya yakni tidak lain Rakai Mataram Sang Ratu Sanjaya (732-760M). Masa keruntungannya baru terjadi tepatnya pada 1007M.
Salah satu penyebab kejayaan kekaisaran ini adalah pada era pemerintahan Dinasi Syailendra pada abad ke-8. Pada masa inilah berhasil menambah aksi perluasan wilayah. Bahkan berhasil menguasai tanah Semenanjung Malaya.
Belum lagi pada bidang politik juga berhasil bekerja sama dengan beberapa sekutu. Selain itu budaya, kesenian, ilmu pengetahuan hingga sosialnya meningkat pesat. Buktinya dengan berhasil di bangunnya Candi Borobodur.
Sementara itu, dinasti lainnya memberikan pengaruh sedikit berbeda. Contohnya Dinasti Sanjaya di mana dikenal dengan rajanya yang bijaksana serta cakap. Belum lagi taat beribadah dan berhasil membangun pusat pembelajaran Hindu.
Pada abad ke-8 meninggal dunia dan Rakai Panangkaran selaku putra menggantikan. Pada pemerintahan penggantinya inilah muncul keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno. Terutama karena perpecahan antara corak Hindu dan Buddha.
Dinasti lainnya yaitu Isyana sebagai kekuasaan terakhir kerajaan tersebut. Dinasti Isyana resmi memimpin setelah tahun 929M pindah ke Jawa Timur. Daerah kekuasaan ini wilayahnya antara Gunung Wilis dengan Gunung Semeru.
Berbagai perubahan dilakukan seperti mengganti nama kerajaan sebagai langkah awal. Mpu Sindok lalu menjabat menjadi raja pertama dalam kekuasaan awal Dinasti Isyana. Kepemimpinan terakhir yaitu Dharmawangsa Tenguh (985-1007M).
Faktor yang Menyebabkan Keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno
Tragedi keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno terjadi dalam masa kekuasaan Mpu Sindok. Belum lagi menghadapi pembagian sebagai Dinasti Syailendra dan Dinasti Sanjaya. Masing-masing memerintah dari wilayah Jawa Tengah Selatan dan Utara.
Kejatuhan kekuasaan mulai terjadi karena tiga faktor utama yang muncul waktu itu. Salah satunya karena ibukota yang dianggap terus melemah. Ditambah berbagai ancaman besar pihak luar terutama Kerajaan Sriwijaya bermunculan.
Hal ini semakin buruk karena tidak memiliki pelabuhan laut. Wajar jika kesulitan berkomunikasi atau berhubungan dengan dunia luar. Tidak heran kurang mampu mendapatkan sekutu yang kuat untuk menjaga kekuatannya sendiri.
Faktor kejatuhan selanjutnya yaitu permusuhan antara Jawa dengan Sumatera. Penyebabnya yaitu Rakai Pikatan mengusir kehadiran Balaputradewa. Kemudian Balaputradewa sukses menjabat sebagai Raja Sriwijaya dan dendam ke Rakai Pikatan.
Perselisihan kedua raja membuat keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno semakin terpicu karena menjadi turun-temurun. Sriwijaya dan Medang juga melakukan persaingan agar bisa menjadi penguasa lintas perdagangan Asia Tenggara.
Dalam catatannya pernah terjadi pertempuran dan dimenangkan Dharmawangsa selaku cicit Mpu Sindok. Bahkan pernah melakukan serangan hingga ibukota Sriwijaya. Sayangnya lengah sehingga tewas saat pesat perkawinan putrinya.
Faktor terbesar yang menjadi penyebab kejatuhan yakni bencana alam karena Gunung Merapi meletus. Inilah yang menjadi alasan Mpu Sindok memindahkan ibukota menuju Jawa Timur. Terutama karena Jawa Tengah sangat terdampak.
Selain memindahkan ibukota, sekalian mengganti nama menjadi Kerajaan Medang. Pemindahan kekuasaan sekaligus nama inilah yang menyebabkan nama sebelumnya runtuh. Kemudian memulai kembali menjadi kekuasaan yang baru.
Peninggalan Kerajaan yang Menjadi Bukti Kerjayaan
Peristiwa keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno tetap dapat diingat dan dipelajari hingga sekarang. Terutama karena masih banyak peninggalan bisa ditemukan dan dilihat. Tentu sering menjadi situs pembelajaran untuk masyarakat masa kini.
Peninggalan terbaiknya bukan sekedar cerminan masa kejayaan pada masa kuno. Melainkan menjadi bentuk warisan budaya yang sangat kaya sekaligus mendalam. Apalagi dulunya adalah pusat kebudayaan dan kekuatan Jawa Tengah.
Peninggalan yang bisa dilihat sampai sekarang berbentuk candi hingga prasasti. Ukuran maupun detailnya menarik dan menggambarkan kejayaan saat itu. Berikut adalah peninggalan terpopuler dari keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno:
- Candi Borobudur.
- Candi Prambanan.
- Candi Sewu.
- Candi Pawon.
- Candi Mendut.
- Candi Srikandi.
- Candi Bima.
- Candi Puntadewa.
- Candi Plaosan.
- Candi Semar.
- Candi Kalasan.
- Prasasti Kalasan.
- Prasasti Klurak.
- Prasasti Canggal.
- Prasasti Mantyasih.
Panjangnya sejarah dari terbentuk hingga keruntuhannya tentu menakjubkan. Periode penguasaan di Yogyakarta dan Solo diingat sebagai salah satu kerajaan terbesar sepanjang sejarah. Terutama karena sukses meraih puncak kejayaan.
Berbagai peninggalan sebenarnya memiliki banyak manfaat pada era modern. Terlebih dapat dijadikan sebagai pariwisata untuk turis lokal dan global. Tentu sukses menarik perhatian jutaan pengunjung sepanjang tahun.
Peninggalan seperti Candi Borobudur dan Candi Prambanan termasuk wisata paling populer. Pastinya terus dijaga sebagai identitas budaya nasional. Jadi, walaupun adanya keruntuhan Kerajaan Mataram Kuno tapi memberi banyak manfaat.